ALUMNI BICARA:
MENGENANG SDK HARAPAN:
“Di Sini Saya Lahir Dan Merenda Masa Depan”
Terima kasih banyak, saya diberi kesempatan untuk mengisi Majalah GEMA edisi kali ini sebagai perwakilan Alumni SDK Harapan. Banyak cerita yang pernah dilalui di sekolah ini dan kini menjadi memori untuk mengenang kembali almamater.
SDK Harapan merupakan sekolah lanjutan saya pada waktu masa sekolah dasar. Mengikuti kepindahan orang tua ke Bali dan tinggal di Denpasar. Saya masuk SDK Harapan pada 2001 saat duduk di kelas 4.
Sebagai siswa pindahan dari kota Malang, Jawa Timur, saya harus mulai menyesuaikan diri kembali dengan lingkungan, teman dan guru. Situasi yang tidak mudah bagi saya saat itu. Hal yang paling berbeda dan membuat saya minder untuk bersosialisasi adalah bahasa. Karena perbedaan bahasa Jawa Timur dan Bali yang cukup jauh. Kerap terjadi, saya tidak mengerti apa yang dibicarakan teman atau guru di kelas. Tapi saya bersyukur dibalik itu, ada teman-teman yang sampai kini tetap menjadi teman baik saya. Dan tentu guru-guru yang sangat membantu saya dan menyesuaikan diri dengan baik.
Ada hal unik dan berbeda yang saya temukan di SDK Harapan. Saya harus belajar untuk menghargai banyak perbedaan. Berbeda agama, ras, budaya dan bahasa. Suatu situasi yang begitu menarik sekaligus menantang. Berjalannya waktu, saya memahami bahwa inilah rumahku dengan segala situasi ruangan dan halamannya. SDK Harapan adalah rumahku dengan segala situasi keberagaman di dalam dan di luarnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di STIKOM Bali (2015), saya memutuskan untuk mencari tantangan baru. Saya hijrah ke kota metropolitan Jakarta. Berkat pertolongan Tuhan, saya diterima kerja di Jakarta. Tepatnya di Majalah CIA (Cahaya Isnpirasi anak). Sudah 3 tahun saya bekerja di media anak ini. Saya menangani posisi yang memang menjadi kegemaran, yakni Creative Editor. Majalah ini dikhususkan untuk anak SD sebagai media literasi baca di sekolah. Bali merupakan salah satu kota yang masuk dalam pendistribusian majalah ini. Dan terima kasih untuk SDK Harapan yang juga membuka pintunya untuk menerima Majalah CIA dan sama-sama belajar untuk berliterasi. Tidak hanya itu SDK Harapan juga membuat ekstrakulikuler dengan menerbitkan Newsletter CERAH (Cerita Anak Harapan). Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan dan sangat istimewa. Tidak banyak sekolah di Bali yang memiliki media khusus SD yang ditulis dan diterbitkan sendiri oleh anak-anak.
Tentu harapan terbesar saya sebagai alumni adalah hal-hal istimewa dan membanggakan ini terus berlanjut. Tidak banyak siswa di SDK Harapan yang memiliki kesempatan istimewa seperti tim redaksi GEMA. Dan harapan lain agar teladan baik ini bisa ditularkan kepada sekolah lain di sekitar.
Akhir kata, terima kasih untuk wali kelas saya Pak Wir, Pak Hartana, dan Ibu Lies. Terima kasih yang sama saya berikan kepada guru-guru bidang studi lainnya yang telah banyak menaruh dasar-dasar yang baik. Berkat tangan dan pikiran mereka, saya bisa berdiri tegak dengan bangga hingga saat ini. SDK Harapan sebagai rumahku kedua akan dikenang selalu dan saya pasti kembali. Di sini saya pernah lahir dan hidup untuk merenda masa saat ini dan masa depan. Tuhan memberkati para guru, siswa dan sekolah SDK Harapan. (Oleh Cindy)