MENGAPA SD KRISTEN HARAPAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN HOLISTIK ?
Oleh: Antonia Rasiti & Radismas
Pendidikan holistik merupakan suatu pendidikan yang menyatakan bahwa seorang individu dapat menentukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan dan nilai-nilai spiritual. Pendidikan holistik ditujukan untuk mengembangkan seluruh dimensi manusia, yaitu aspek akademik (kognitif), emosi, sosial, spiritual, motorik, dan kreatifitas. Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Pendidikan holistik memberi kebebasan anak didik untuk mengembangkan diri tidak saja secara intelektual, tapi juga memfasilitasi perkembangan jiwa dan raga secara keseluruhan sehingga tercipta manusia Indonesia yang berkarakter kuat yang mampu mengangkat harkat bangsa. Mewujudkan manusia merdeka seperti ungkapan Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional,
“Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir dan batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.”
Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya. Karakter terwujud jika guru dan orang tua bisa menjadi teladan bagi siswa. Keteladanan itu bisa dimulai dari hal yang kecil, misalnya guru harus bisa datang lebih awal di sekolah, jangan sampai datang terlambat. Seandainya guru datang terlambat, guru tersebut harus meminta maaf kepada siswa-siswanya. Sikap guru yang meminta maaf tersebut telah meneladankan kepada siswa bahwa jika kita berbuat salah, kita wajib meminta maaf.
Orang tua juga harus bisa menjadi teladan bagi anaknya. Jangan pernah menyuruh anak untuk rajin membaca buku jika orang tuanya sendiri tidak pernah membaca buku,jangan pula menuntut hasil yang maksimal jika orang tua tidak pernah mendampingi ataupun mendukung kegiatan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Sering pula terjadi ada perbedaan persepsi antara guru dan orang tua siswa tentang cara mendisiplinkan anak ,guru memberikan sanksi terhadap siswa tetapi orang tua justru menanggapi lain sehingga terjadi kesalahpahaman .
Tahun pelajaran 2015/2016 ini SD Kristen Harapan semakin memantapkan diri menerapkan pendidikan dengan model pembelajaran holistik. Pembelajaran holistik terbukti sangat mampu mengembangkan kemampuan individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Contohnya dengan mengajak siswa belajar secara langsung pada lingkungan sekolah sehingga siswa mengamati secara langsung bagian – bagian tumbuhan atau membedakan macam-macam bentuk tulang daun ataupun membedakan tanaman yang terawat dan tanaman yang tidak terawat dengan baik. Melalui pendekatan ini pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Bagi gurupun cara ini tidaklah merepotkan karena fasilitas di Yayasan Perguruan Kristen Harapan sudah sangat memadai, kebun sekolah ,perpustakaan, laboratorium, dan juga UKS yang sangat bagus .
Melalui pembelajaran holistik, peserta didik dimampukan untuk menjadi dirinya sendiri, dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya .
SD Kristen Harapan hingga saat ini telah berupaya keras untuk menerapkan model pembelajaran holistik dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar, melibatkan partisipasi aktif murid sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka, diberikan materi pelajaran yang konkrit, bermakna, serta relevan dengan kehidupannya .
Dalam pembelajaran holistik, peran dan otoritas guru untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan guru lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran guru seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan. Strategi guru untuk menampilkan tema yang mendorong terjadinya eksplorasi, seperti kejadian-kejadian autentik dan alamiah akan menjadikan proses pembelajaran yang bermakna dan materi yang dirancang akan saling terkait dengan berbagai bidang ,hal ini sangat sesuai dengan kurikulum 2013 yang diterapkan di SD Kristen Harapan. Ada sembilan pilar karakter yang harus dikembangkan di dalam penyelenggaraan pendidikan holistik seperti: 1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaaan-Nya. 2. Kemandirian dan tanggungjawab, 3. Kejujuran/amanah, diplomatis, 4. Hormat dan santun dermawan, 5. Suka tolong-menolong dan gotong-royong/kerjasama, 6. Percaya diri dan pekerja keras, 7. Kepemimpinan dan keadilan, 8. Baik dan rendah hati, 9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Perlu dibanggakan juga bahwa selain sebagai sekolah piloting yang menyelenggarakan Kurikulum 2013, SD Kristen Harapan juga ditunjuk sebagai salah satu sekolah inklusi yang bisa menerima anak berkebutuhan khusus.Tahun pelajaran 2015/2016 ini ada beberapa kelas yang terdapat anak “khusus” tersebut contohnya anak autis. Dalam hal ini guru dituntut untuk terlebih dahulu bisa mengidentifikasi keadaan dan kemampuan yang dimiliki anak didik tersebut agar dapat memperlakukannya secara tepat pada proses pembelajaran di kelas.
SD Kristen Harapan juga mengembangkan Kurikulum berbasis lingkungan yang mengajak peserta didik untuk lebih bersahabat dan mencintai lingkungan. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, dilakukan beberapa cara yaitu menyempurnakan kurikulum, visi misi, penerapan hasil pembelajaran dan mengkaji permasalahan lingkungannya. Struktur kurikulum diambil dari kebijakan sekolah yang mengandung unsur PPLH (perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup) pada mapel wajib,dan mapel lokal. Rpp dan silabus juga ditambahkan tentang lingkungan pada pembelajaran yang sesuai. Mulai dari indikator, tujuan, materi, kegiatan siswa, dan penilaian. Rpp berbasis lingkungan berciri integrasi holistik : yaitu semua proses pembelajaran memanfaatkan media lingkungan sekolah dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Upaya lain yang dilakukan untuk mewujudkan hal itu adalah dengan beberapa strategi seperti :
- Program 5 menit berburu sampah
- Sanksi bagi warga sekolah yang melanggar
- Buletin/ baliho/ radio sekolah
- Satu siswa satu pohon
- Gerakan dengan LSM dan masyarakat
- Kantin sekolah yang bersih dan dilengkapi dengan peraturan (makanan yang bersih dari zat pewarna)
- Uji formalin
- Daur ulang sampah
- Adanya sumur resapan (hemat air)
- Kapling kebersihan, perawatan taman dan penghijauan sesuai kapling kelasnya
- Kawasan bebas rokok
- Aturan-aturan pendukung lainnya
- Kelengkapan dokumentasi kegiatan
Selain itu dapat juga dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler misalnya Pramuka. Pramuka merupakan salah satu kegiatan sosial yang menggerakkan kearah kemandirian dan cinta lingkungan. Dalam kegiatan ko kurikuler juga dapat dikembangkan, misalnya pembuatan mading bertema lingkungan, MOS, kegiatan bakti sosial, lomba kebersihan kelas, lomba karya lingkungan, dan lain-lain.
Dengan demikian di Sekolah Harapan akan tercipta lingkungan yang bersih, hijau, asri, dan sehat dan seluruh warga sekolah yang memiliki sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan sehingga menjadi sekolah yang semakin diminati masyarakat luas.